Arti Kode 88 Kepolisian

Arti Kode 88 Kepolisian

Menurut Sumber Lain

Berdasarkan kamus Merriam Webster, kode 86 merupakan istilah gaul atau slang yang dipakai di budaya populer Amerika. Kode ini dipakai sebagai kata kerja yang artinya menyingkirkan atau membuang, terutama pada industri makanan untuk menguraikan sebuah barang.

Sedangkan, dalam situs Police Codes Information Used by Law Enforcement, arti 86 diciptakan supaya sesama anggota tidak kebingungan. Umumnya, digunakan saat berkomunikasi menggunakan handy talkie atau HT.

Alat tersebut memberikan penggunanya waktu 20 detik saja untuk membalas pesan. Oleh karena itu, digunakan sebuah kode supaya pesan yang terkirim lebih efektif.

Nah, penjelasan terkait kode 86 di kancah internasional sekaligus menutup artikel tentang arti 86 ini. Semoga informasi yang terkandung dalam tulisan ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat, ya.

TRIBUNNEWS.COM - Arti kode 303 adalah segala jenis tindak pidana perjudian.

Kapolri Lisyto Sigit memerintahkan Kepala Bagian Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri Komjen Agus Adrianto menumpas segala bentuk perjudian.

Komjen Agus menegaskan polri sedang gencar memberantas judi, baik judi online maupun konvensional.

"Sudah banyak yang kita ungkap dan tangkap terkait kegiatan judi," kata Agus Adrianto, beberapa waktu lalu, seperti diberitakan Tribun Sumsel.

Menindaklanjuti perintah Kapolri, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo menegaskan sedang menertibkan judi slot.

Pihaknya juga akan menindak lanjuti maraknya iklan judi online dengan jerat pidana Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Baca juga: Kapolda Gerebek Kompleks Elite Medan, Lokasi Judi Online Terbesar di Sumut Berkedok Tempat Kuliner

Polri juga Menindak Iklan Judi Online

"Iklan judi online slot yang marak bersliweran di media sosial juga bakal kami sikat,” tegas Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Pada kesempatan itu, Dedi Prasetyo juga membongkar Surat Telegram (ST) Kabareskrim Polri kepada jajaran Polda untuk menindak maraknya iklan judi slot.

Menurutnya, perintah itu akan digunakan untuk segera menindak para pelaku judi online yang sangat meresahkan masyarakat.

"Sudah ada ST dari Kabareskrim ke Polda dan jajarannya soal intruksi tersebut," katanya.

Dedi Prasetyo mengingatkan para pelaku judi online slot terkait rujukan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Baca juga: Menkominfo: Dalam Satu Hari Kita Blokir 410 Konten Judi Online

Pelaku Judi Online Dapat Dijerat UU ITE

Menurutnya, UU ITE dapat menjerat pelaku atau orang yang mendistribusikan muatan perjudian online.

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi memiliki cara khusus untuk berkomunikasi. Salah satu caranya adalah dengan mengirimkan pesan melalui kode atau istilah yang dimengerti sesama anggota lainnya. Tujuannya ialah untuk menandakan atau menamai suatu kejadian tertentu.

Misalnya kode 86 dalam kepolisian yang sering kita dengar ketika polisi sedang bertugas. Lantas apa itu sebenarnya kode 86 yang Anda sering dengar di salah satu siaran saluran televisi ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari pelayananpublik.id, kode 86 secara singkatnya diartikan dengan “dimengerti untuk dilaksanakan”. Jika ada seseorang mengatakan kalimat “86 Ndan, Taruna?”, maka itu sama dengan “mengerti Komandan, siap menerima perintah selanjutnya.”

Sebenarnya, kode 86 telah dipakai juga secara global. Namun di barat kode ini diartikan sebagai pembubaran atau pembatalan terhadap sesuatu. Adapula yang mengartikannya sebagai pelayanan lebih lanjut. Bahkan kode untuk membunuh seseorang.

Sementara dalam situs Police Codes Information Used by Law Enforcement, kode 86 dibuat agar sesama anggota tidak kebingungan. Biasanya dipakai melalui handy talkie (HT). Alat ini hanya mengambil waktu 20 detik untuk dapat membalas pesan. Maka dari itu kode polisi dipakai agar pesan yang terkirim lebih efektif.

Selama 1937–1940, kode ini mulai dikembangkan di daerah barat. Lalu kode ini diperluas lagi maknanya dan distandarisasi oleh Public-Safety Communications Officials-International pada tahun 1974.

Namun, terlepas dari pesan positifnya. Terdapat konotasi negatif dari kode 86 di masyarakat, yaitu sering disebutkan untuk kasusnya tidak dilanjutkan ke proses hukum, damai dengan memberi uang. Dengan demikian, kode ini diplesetkan lebih kepada saling mengerti atau saling membantu.

Terakhir, istilah ini juga telah menyebar ke masyarakat. Biasanya mereka menggunakan kode dengan kode 86, entah untuk berdamai dengan polisi atau memakainya kepada sesamanya dengan artian siap melaksanakan perintah.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Arti Kode 86 di kepolisian dan bahasa gaul. Foto/Ilustrasi/Istimewa

- Istilah “86” sudah sangat familiar dalam dunia

Meskipun masyarakat umum mengetahui penggunaan istilah tersebut, namun apa sebenarnya arti dari angka 86 ini kerap membuat orang bertanya-tanya.

Di beberapa acara televisi, istilah ini juga sering terdengar melalui ungkapan “Siap 86”. Lantas, apa arti angka 86 di dalam kepolisian tersebut?

Kode 86 semula merupakan sandi rahasia yang hanya dimengerti oleh polisi. Angka 86 adalah sebuah kode yang berarti memahami atau mengerti lawan bicara yang memberikan sebuah perintah.

Biasanya kode ini diucapkan ketika mendapat perintah dan membutuhkan kode untuk menjawabnya. Kode 86 juga menjadi istilah komunikasi polisi, baik di handy talky maupun komunikasi secara langsung saat berbicara di lapangan dan sedang menjalankan tugas.

Bukan hanya agka 86, dunia kepolisian memiliki pula berbagai kode angka lainnya, misalnya kode 102 dan 813. Kedua kode ini berkaitan dengan kode 86, yang bermakna dimengerti.

Kode 102 memiliki arti menanyakan suatu posisi, sementara kode 813 berarti siap melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan. Menjawab dengan kode itu ternyata ada manfaatnya, yakni mempermudah dan memperingkas komunikasi dengan makna yang jelas.

Dalam perkembangannya, kode ini semakin luas digunakan. Sayang, penyebutan kode 86 ini bergeser kepada hal yang menyiratkan konotasi negatif.

Istilah 86 sering dipakai saat seseorang memberikan sejumlah uang untuk oknum polisi dengan maksud agar polisi tersebut dapat melancarkan penanganan kasusnya. Kode 86 ini kemudian diplesetkan menjadi bermakna “saling mengerti dan saling membantu”.

Tak hanya dipakai di dalam negeri saja, kode ini juga ternyata dipakai di luar negeri namun ternyata artinya berbeda. Di barat, kode 86 berarti “membatalkan atau membubarkan”, “untuk menghalangi atau memberikan layanan lebih lanjut”, hingga “untuk membunuh.”

Penggunaan pertama yang dapat diverifikasi dari kode 86 ini, menurut Oxford English Dictionary, berarti “untuk menolak layanan” yang terdapat dalam sebuah buku tentang John Barrymore terbitan tahun 1994.

Barrymore adalah bintang film Amerika tahun 1920 yang terkenal karena akting dan minumnya. Meski saat itu banyak terdapat bar di gedung Belasco, namun Barrymore selalu berada di kamar kecil dalam bar, sehingga kemudian ia disebut sebagai “86”. Dalam bahasa pergaulan di negara Barat, 86 memiliki arti “jangan layani dia”.

Sementara, dalam kamus Merriam Webster, 86 merupakan sebuah kata kerja yang bermakna membuang atau menyingkirkan. Istilah dengan makna tersebut terutama digunakan dalam industri makanan.

Kesimpulan lain menyebutkan, istilah 86 pertama kali digunakan oleh beberapa restoran pada tahun 1930-an. Pada masa itu, kode 86 merupakan bentuk komunikasi singkat di antara para pekerja restoran yang berarti “We’re all of it”.

Kalimat itu berarti, mereka telah melaksanakan tugas dengan sepenuhnya namun tak bisa berbuat apa-apa lagi. Kode itu juga untuk memberi informasi kepada rekan kerja di dapur bahwa mereka telah kehabisan barang sehingga pekerja harus dikirim keluar.

Arti Kode 86 di kepolisian dan bahasa gaul. Foto/Ilustrasi/Istimewa

- Istilah “86” sudah sangat familiar dalam dunia

Meskipun masyarakat umum mengetahui penggunaan istilah tersebut, namun apa sebenarnya arti dari angka 86 ini kerap membuat orang bertanya-tanya.

Di beberapa acara televisi, istilah ini juga sering terdengar melalui ungkapan “Siap 86”. Lantas, apa arti angka 86 di dalam kepolisian tersebut?

Kode 86 semula merupakan sandi rahasia yang hanya dimengerti oleh polisi. Angka 86 adalah sebuah kode yang berarti memahami atau mengerti lawan bicara yang memberikan sebuah perintah.

Biasanya kode ini diucapkan ketika mendapat perintah dan membutuhkan kode untuk menjawabnya. Kode 86 juga menjadi istilah komunikasi polisi, baik di handy talky maupun komunikasi secara langsung saat berbicara di lapangan dan sedang menjalankan tugas.

Bukan hanya agka 86, dunia kepolisian memiliki pula berbagai kode angka lainnya, misalnya kode 102 dan 813. Kedua kode ini berkaitan dengan kode 86, yang bermakna dimengerti.

Kode 102 memiliki arti menanyakan suatu posisi, sementara kode 813 berarti siap melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan. Menjawab dengan kode itu ternyata ada manfaatnya, yakni mempermudah dan memperingkas komunikasi dengan makna yang jelas.

Dalam perkembangannya, kode ini semakin luas digunakan. Sayang, penyebutan kode 86 ini bergeser kepada hal yang menyiratkan konotasi negatif.

Istilah 86 sering dipakai saat seseorang memberikan sejumlah uang untuk oknum polisi dengan maksud agar polisi tersebut dapat melancarkan penanganan kasusnya. Kode 86 ini kemudian diplesetkan menjadi bermakna “saling mengerti dan saling membantu”.

Tak hanya dipakai di dalam negeri saja, kode ini juga ternyata dipakai di luar negeri namun ternyata artinya berbeda. Di barat, kode 86 berarti “membatalkan atau membubarkan”, “untuk menghalangi atau memberikan layanan lebih lanjut”, hingga “untuk membunuh.”

Penggunaan pertama yang dapat diverifikasi dari kode 86 ini, menurut Oxford English Dictionary, berarti “untuk menolak layanan” yang terdapat dalam sebuah buku tentang John Barrymore terbitan tahun 1994.

BANGKAPOS.COM -- Pada tahun 2001, masyarakat Indonesia dihantui dengan maraknya aksi terorisme.

Menanggapi hal tersebut, diterbitkanla Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan pun membentuk organisasi-organisasi anti teror.

Dalam perjalanannya, institusi-institusi anti teror tersebut melebur menjadi Satuan Tugas (Satgas) Anti Teror di bawah koordinasi Departemen Pertahanan.

Namun, Satgas ini tidak berjalan efektif.

Menyikapi eskalasi teror yang meningkat, Polri kemudian membentuk Satgas Bom Polri di bawah Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.

Satgas ini terlibat dalam beberapa kasus peledakan bom yang melibatkan korban warga negara asing, seperti Bom Bali I, Bom Bali II, Bom Marriot, dan Bom Kedubes Australia.

Tugas dan fungsi Satgas Bom Polri ternyata tumpang tindih dengan organisasi sejenis di bawah Bareskrim, yakni Direktorat VI Anti Teror.

Mabes Polri akhirnya mereorganisasi Direktorat VI Anti Teror yang ditandai dengan langkah Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar menerbitkan Surat Keputusan Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003.

Sejak saat itu, Densus 88 Anti Teror pun resmi berdiri.

Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003 yang diterbitkan tersebut adalah untuk melaksanakan UU No. 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme,

sesuai ketentuan Pasal 26 dan Pasal 28 bahwa kewenangan Densus 88 melakukan penangkapan dengan bukti awal yang dapat berasal dari laporan intelijen manapun selama 7 x 24 jam.

Densus 88 atau Detasemen Khusus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang bertugas untuk penanggulangan terorisme di Indonesia.

Pasukan Densus 88 ini dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom.

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, memerintahkan seluruh jajarannya untuk memberantas segala macam bentuk perjudian. Perintah tersebut disampaikan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Pol Agus Andrianto.

Bukan hanya itu, Polri juga siap menjerat pemasang iklan judi online atau daraing yang banyak muncul di media massa dengan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Terkait hal itu, kepolisian di daerah  belakangan ini gencar memberantas judi.

Baca Juga: Eks Karyawan Usaha Judi Online di Jakut Disekap-Diarak Tanpa Busana

Arti kode sandi 303 di intelijen

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Maraknya pemberantasan judi, dikaitkan dengan kode 303 kepolisian yang artinya segala jenis tindak pidana perjudian. Selain 303, masih ada beberapa sandi kepolisian atau intelijen yang memiliki makna-makna lain, seperti di bawah ini:

Baca Juga: Sudah Daftar PSE, 15 Situs Judi Online Berkedok Game Diblokir Kominfo

Penggerebekan lokasi judi online di Sumut

Dikutip dari ANTARA, Selasa, 9 Agustus 2022 dini hari, ada penggerebekan lokasi judi online di salah satu perumahan di Kabupaten Deli Serdang. Penggerebekan dipimpin langsung Kapolda Sumatra Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak.

Yang menghebohkannya lagi, lokasi tersebut diduga kuat menjadi operator empat laman judi online terbesar di Sumatra Utara.

Kasus tersebut sampai saat ini terus didalami Tim Jatanras dan Subdit Cyber Polda Sumut, termasuk pemiliknya yang masih dalam pengejaran. "Polda Sumur terus mencari bos judi 'online' terbesar yang bernama ABK dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya," ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi, Sabtu (13/8/2022).

Ia menambahkan, hasil penyelidikan perjudian itu mempunyai 21 website dengan omzet mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar per harinya.

Apa Arti dari Kode 86?

Dalam dunia kepolisian, sudah tidak asing lagi dengan istilah “86”. Walaupun masyarakat umum sudah banyak yang mengetahui penggunaan istilah ini, tetapi arti dari angka 86 sendiri sering membuat orang penasaran.

Awalnya, arti 86 adalah sandi rahasia yang hanya diketahui oleh aparat kepolisian. Kode 86 sendiri memiliki arti mengerti atau memahami dari sebuah perintah yang diberikan oleh lawan bicara.

Umumnya, kode ini diucapkan saat mendapatkan perintah dan memerlukan kode dalam menjawabnya. Kode ini menjadi salah satu istilah yang digunakan polisi ketika berkomunikasi di lapangan atau sedang menjalankan tugas, baik melalui handy talky atau komunikasi secara langsung.

Apabila terdapat seseorang yang mengatakan “Siap 86, Komandan” hal tersebut sama dengan “Siap mengerti, Komandan, siap menerima perintah selanjutnya.”

Selain terdapat makna atau pesan positif, terdapat juga konotasi negatif dari kode 86 yang berkembang di masyarakat.

Kode 86 sering digunakan sebagai sebutan untuk kasus yang tidak dilanjutkan ke proses hukum lebih lanjut. Singkatnya, kasus tersebut berakhir damai dengan memberikan uang. Oleh sebab itu, kode ini ‘diplesetkan’ artinya menjadi saling membantu atau saling mengerti.

Sekarang ini, istilah 86 telah menyebar luas ke masyarakat. Biasanya, mereka menggunakan istilah ini ini berdamai dengan polisi atau sekadar digunakan sesamanya, untuk menjelaskan bahwa ia siap melaksanakan perintah.

√ Memahami Kode Arti 86 Siap dalam Kepolisian

Polisi mempunyai cara yang khusus dalam berkomunikasi. Salah satunya dengan mengirimkan pesan lewat kode-kode atau istilah yang dapat dimengerti antar anggota polisi. Tujuannya agar menjadi penanda atau menamai sebuah kejadian. Salah satu kode yang sering digunakan adalah arti 86.

Ketika sedang bertugas, polisi kerap menggunakan kode ini. Lantas, apa itu kode 86? Pada momen apakah kode ini dipakai? Yuk ketahui jawabannya lebih lanjut pada artikel ini.

Kominfo juga turut memberantas judi online

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) angkat bicara soal alasan pemblokiran sederet situs judi online berkedok game belakangan ini. Sebelumnya, Kominfo meloloskan situs-situs tersebut dari daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Bahkan, Kominfo dinilai plin-plan dalam mengatasi masalah itu.

"Dapat saya sampaikan, bahwa atas PSE lingkup privat yang telah terdaftar dilakukan evaluasi, verifikasi, klasifikasi, klarifikasi. Setelah dilakukan evaluasi dan klarifikasi secara detail dan ditemukan potensi-potensi perjudian sehingga dilakukan proses take down," ujar Menkominfo, Johnny G. Plate, dalam konferensi pers, Rabu (3/8/2022).

Johnny mengatakan, pihaknya bukan bertindak plin-plan. Namun, persoalan tersebut dinilainya merupakan masalah teknis.

"Ini soal teknis, sangat teknis, pada saat belum ditemukan ya tidak boleh dilakukan take down. Begitu ditemukan, menurut amanat undang-undang harus dilakukan proses take down atau pemblokiran," ujar Johnny.

Sebanyak 15 situs judi online telah diblokir oleh Kemenkominfo. Pemblokiran tersebut dilakukan per 2 Agustus 2022.

Laporan wartawan SRIPOKU.COM, Bayazir Al Rayhan

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - "Siap 86", mungkin masyarakat sudah tidak asing lagi dengan kata-kata tersebut.

Angka 86 tentunya sudah sering didengar oleh masyarakat umum.

"Lapan enam - lapan enam siap komandan," bunyi yang biasa didengar ketika anggota kepolisian berkomunikasi menggunakan HT atau yang dikenal dengan walky talky.

Tentunya kode 86 harus dipahamai oleh setiap anggota kepolisian yang mana sering diartikan dengan sebuah perintah oleh atasan.

Lapan enam sudah tidak asing lagi di mata masyarakat, bahkan angka 86 sudah dijadikan sebagai sebuah acara televisi swasta di Indonesia.

Walaupun sudah tak asing di telinga masyarakat, namun masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang arti dari 86 tersebut.

Katim Opsnal Unit 1 Subdit 3 Jatanras Polda Sumsel, Aiptu Heri Kusuma Jaya atau yang akrab dikenal dengan Katim Hergon mengatakan kode 86 merupakan kode yang dikatakan oleh anggota kepolisian saat menerima perintah.

"Kode 86 itu artinya dimengerti, setiap mendapatkan perintah itu menggunakan kode dalam menjawabnya," kata Heri Gondrong, Minggu (7/3/2021).

Selain kode 86 ada kode lainnya yang juga sering disebut oleh anggota kepolisian yakni 102 dan 813.

Kode ini terlihat asing dimasyarakat, namun apakah masyarakat sudah mengetahui artinya.

Tentunya kode ini juga berkaitan dengan kode 86 yang diartikan sebagai dimengerti.

Kode 102 merupakan sebuah kode yang sering disebut oleh anggota kepolisian yang berarti menanyakan suatu posisi.

"102 itu artinya dimana, setelah itu ada juga kode 108 yang artinya menuju," lanjut Katim Hergon.

Untuk arti dari kode 813 sendiri memiliki arti bahwa anggota sudah siap untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan.

Baca juga: Tak Usah Khawatir soal Polemik Demokrat, Yusril : Berkali-kali Presiden Bisa Kalah di Pengadilan

Baca juga: Kata Mahfud, SBY Juga Tidak Melakukan Apa-apa saat Kisruh PKB : Jadi Sama Kita

Akademi Kepolisian atau sering disingkat Akpol adalah sebuah lembaga pendidikan untuk mencetak Perwira Polri. Akpol adalah unsur pelaksana pendidikan pembentukan Perwira Polri yang berada di bawah Lemdiklat Polri (Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri).

Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010, Akpol bertujuan menyelenggarakan pendidikan pembentukan Perwira Polri tingkat Akademi dan lama pendidikan adalah 4 tahun (8 Semester) dengan output pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda). Pendekatan pendidikan melalui metode pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan. Akpol tergabung sebagai anggota INTERPA (International Association of Police Academies) dari 36 negara anggota lainnya.

Kode 86 di Internasional

Tidak hanya dipakai di dalam negeri, arti 86 juga dipakai di luar negeri, tetapi memiliki arti yang berbeda dengan di Indonesia.

Pada negara barat, kode 86 berarti membatalkan, membubarkan, menghalangi, memberikan layanan lebih lanjut kepada seseorang, hingga membunuh. Sangat berkebalikan dengan yang ada di Indonesia bukan?

Menurut Oxford English Dictionary, pemakaian arti 86 yang pertama dan dapat diverifikasi yaitu pada sebuah buku keluaran 1994 mengenai John Barrymore. Pada buku ini, dijelaskan bahwa kode 86 digunakan untuk menolak suatu layanan.

John Barrymore adalah seorang bintang film dari Amerika yang terkenal pada tahun 1920-an. Selain terkenal karena kehebatan aktingnya, ia juga terkenal karena kebiasaan minumnya.

Walaupun pada gedung Belasco terdapat banyak bar, tetapi John Barrymore dikenal di kamar kecil yang ada di bar dengan sebutan ‘delapan puluh enam’, yang dalam bahasa tidak resmi berarti ‘jangan layani dia’.

Kemudian, selama tahun 1937-1940, arti 86 mulai berkembang luas di negara barat. Setelah itu, pada tahun 1974, kode ini diperluas maknanya dan distandarisasi oleh Public Safety Communications Officials International.